Surat Terbuka CEO dan Tokoh Terkenal Serukan Pengaturan Lebih Ketat Risiko Teknologi AI

risiko AI

Ketapang, Infoketapang – CEO dari beberapa perusahaan Artificial Intelligence (AI) telah menandatangani surat terbuka yang mengajukan seruan untuk lebih banyak peraturan dalam rangka mengurangi risiko dari pesatnya perkembangan teknologi AI. Surat pernyataan ini diterbitkan oleh Center for AI Safety (CAIS) melalui laman websitenya www.safe.ai, Selasa (30/05/2023).

Misi CAIS adalah untuk mengurangi risiko sosial yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI).

Menurut CAIS dalam laman websitenya, risiko dari pengembangan AI telah menjadi prioritas global yang setara dengan pandemi dan perang nuklir. Namun, keamanan AI saat ini masih diabaikan dibandingkan dengan laju perkembangan teknologi AI yang sangat cepat. CAIS menyatakan bahwa masyarakat belum siap untuk menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan.

Berikut pernyataan surat tersebut:

“Mengurangi risiko kepunahan manusia dari AI harus menjadi prioritas global di samping risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir.”

Para CEO, ilmuwan, dan tokoh terkenal yang telah menandatangani surat tersebut antara lain Demis Hassabis (CEO Google DeepMind), Sam Altman (CEO OpenAI), Bill McKibben (Cendekiawan Terkemuka Schumann), Angela Kane (Wakil Presiden Institut Internasional untuk Perdamaian, mantan Perwakilan Tinggi PBB untuk urusan perlucutan senjata), Eric Horvitz (Direktur Science Microsoft), Nancy Chang (Ilmuwan Riset Google), Martin Rees (Professor of Physics, Cambridge University) dan banyak lainnya.

Surat pernyataan tersebut pada dasarkan kalimat sederhana yang menyoroti berbagai risiko yang dihadapi dalam pengembangan kecerdasan buatan, termasuk penggunaan teknologi AI untuk serangan siber, penyebaran disinformasi yang disesuaikan secara pribadi dalam skala besar, penggantian tenaga kerja manusia dengan AI yang dapat mengakibatkan ketidakrelevanan manusia secara ekonomi, kekuatan sentralisasi AI yang dapat menentukan nilai-nilai yang disebarkan ke masa depan, munculnya kemampuan baru dalam sistem AI yang tidak diantisipasi, serta potensi penipuan oleh AI untuk mencapai tujuan mereka. (DrN)