Adopsi AI Generatif, Perbandingan Siswa Gen Z dan Guru Generasi X & Milenial

ai generatif

Ketapang – Infoketapang. Sebuah penelitian yang dilakukan C. Ka Yuk Chan, dkk (2023), yang dipublikasikan belum lama ini di arxiv.org telah menunjukkan bahwa terdapat gap penggunaan generatif artificial intelligence (GenAI) diantara generasi Gen Z, Gen Y (milenial), dan Gen X dalam kegiatan belajar mengajar.

Penelitian ini melibatkan 583 peserta, terdiri dari 399 siswa dan 184 guru. Sebagian besar guru umumnya termasuk dalam rentang tahun kelahiran Generasi X (1960-1980) atau Generasi Y (1980-1995), dan siswa umumnya merupakan bagian dari kelompok usia Generasi Z (1995-2012).

Penelitian ini mengungkapkan bahwa adopsi teknologi GenAI berbeda-beda di antara Generasi X, Generasi Y (Millennials), dan Generasi Z karena pengalaman generasi yang unik dan tingkat keakraban dengan teknologi di masing-masing kelompok. Saat AI semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan interaksi sosial, penting untuk memahami bagaimana berbagai generasi dapat berinteraksi dengan dan mengadopsi teknologi ini ke dalam kehidupan mereka.

Generasi X telah mengalami perubahan dari teknologi analog ke digital sepanjang hidup mereka. Mereka, sebagai “imigran digital,” harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi baru, termasuk AI, meskipun mungkin tidak seahli generasi yang lebih muda dalam hal ini. Namun, pengalaman dan ketangguhan mereka bisa membantu mereka memahami manfaat AI dalam mengatasi masalah kompleks, meningkatkan produktivitas, dan proses pengambilan keputusan. Meskipun awalnya skeptis, Generasi X mungkin akan lebih terbuka terhadap AI jika terbukti bermanfaat.

Sebaliknya, Millennials atau Generasi Y, dikenal sebagai “digital natives” karena tumbuh di era internet dan teknologi digital. Mereka lebih nyaman dengan teknologi dan siap mengadopsi AI dalam berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk karir, pertumbuhan pribadi, dan interaksi sosial. Sebagai pebisnis digital, mereka dapat mendorong perkembangan produk AI yang sesuai dengan preferensi mereka.

Baca juga  Generative AI dan Masa Depan Pendidikan: Refleksi UNESCO

Sementara Generasi Z, yang tumbuh dengan teknologi digital, memiliki afinitas alami terhadap AI. Mereka akan merangkul AI dalam berbagai aspek kehidupan karena potensinya untuk meningkatkan efisiensi, konektivitas, dan akses informasi mereka. Kemampuan multitasking mereka cocok dengan teknologi AI yang sesuai dengan preferensi ini. Generasi Z juga memiliki kemampuan pemecahan masalah yang kuat, yang bisa mengarah pada pengembangan solusi AI inovatif.

Penelitian ini menekankan pentingnya menggabungkan teknologi dan metode pengajaran tradisional untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa. Keduanya memiliki manfaatnya masing-masing, dengan teknologi yang menyediakan pengalaman interaktif, sementara metode pengajaran lain seperti pembelajaran berbasis pengalaman membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, penggabungan keduanya dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif, bahkan bagi siswa Generasi Z yang tumbuh dengan teknologi. (DrN)