Ketapang, infoketapang – Hari Masyarakat Telekomunikasi dan Informasi Se-dunia ditetapkan setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini diperingati dan menandai hari penandatanganan Konvensi Telegraf Internasional pertama dan pendirian ITU pada tahun 1865. ITU (International Telecommunication Union) merupakan badan khusus PBB untuk teknologi informasi dan komunikasi.
Pada bulan Maret 2006, Majelis Umum PBB mendeklarasikan Hari Masyarakat Telekomunikasi dan Informasi Sedunia pada tanggal 17 Mei. Kemudian, pada bulan November 2006, Konferensi ITU, Plenipotentiary Conference di Antalya, Turki, memutuskan untuk merayakan hari telekomunikasi dan hari masyarakat informasi pada tanggal 17 Mei sebagai Hari Masyarakat Telekomunikasi dan Informasi Dunia.
Berdasarkan laman situs ITU (itu.int), tema Hari Masyarakat Telekomunikasi dan Informasi Se-Dunia tahun 2023 adalah “Memberdayakan negara-negara kurang berkembang melalui teknologi informasi dan komunikasi.”
Tema tersebut dilatarbelakangi oleh agenda untuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan PBB (SDGs) pada tahun 2030, negara-negara kurang berkembang menghadapi tantangan yang berat. SDGs merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan yang disusun oleh PBB dalam rangka mensejahterakan masyarakat dunia, terdiri dari 17 tujuan (SDG1-17).
Seberapa penting telekomunikasi dan informasi dapat mempercepat pencapaian SDGs?
Indonesia, meluncurkan buku putih yang diluncurkan Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian (2019), judul buku “Indonesia Digital for Future Economy & Inclusive Urban Transformation”, menjelaskan hasil analisisnya bahwa TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sangat berhubungan dengan kinerja SDGs tingkat negara (keeratan hubungan 89%).
Berdasarkan laman ITU (itu.int), sekitar 3,9 miliar orang masih belum terhubung ke Internet.
Apa saja kontribusi ITU dalam implementasi TIK terhadap SDGs?
Organisasi dibawah PBB ini, juga telah menerapkan beberapa program terkait implementasi TIK mengejar SDGs 2030:
SDG 1. Masih ada lebih dari 2 miliar orang yang “tidak memiliki rekening bank” di dunia. ITU telah menerbitkan beberapa laporan yang memberikan panduan untuk mengimplementasikan layanan keuangan digital.
SDG 2. Untuk memberi ketersedian pangan mengingat populasi dunia yang terus bertambah. ITU dan FAO bekerja sama dengan berbagai negara untuk membuat dan menerapkan inisiatif untuk mempercepat e-pertanian.
SDG 3. Interaksi langsung dengan pasien, informatika kesehatan, dan telemedicine, semuanya dapat ditingkatkan melalui konektivitas yang lebih baik. Salah satu contoh kecilnya adalah inisiatif Be He@lthy, Be Mobile dari ITU dan Organisasi Kesehatan Dunia.
SDG 5. Jumlah perempuan yang online lebih sedikit 250 juta lebih sedikit daripada laki-laki. Untuk menutup kesenjangan gender digital, ITU menyelenggarakan Hari Anak Perempuan Internasional di bidang TIK, dan kemitraan dengan UN Women untuk Kesetaraan Gender di Era Digital.
SDG 14. Dimungkinkan oleh kerangka kerja regulasi satelit internasional ITU, pengamatan dan pemantauan satelit meningkatkan pengetahuan ilmiah tentang lautan dan kehidupan laut.
Selain itu, menurut laman ITU, ekonomi digital, dan ketergantungannya yang semakin meningkat pada dampak transformatif Big Data, Internet of Things (IoT), dan Kecerdasan Buatan (AI) sangat penting untuk mengentaskan kemiskinan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. (DrN)