![deepseek](https://i0.wp.com/infoketapang.com/storage/2025/01/depp.webp?fit=1014%2C628&ssl=1)
Persaingan dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) memasuki babak baru setelah perusahaan asal Tiongkok, DeepSeek, meluncurkan model AI canggih bernama DeepSeek V3. Model ini tidak hanya menjadi simbol inovasi teknologi Tiongkok, tetapi juga memicu kekhawatiran serius di Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
DeepSeek V3 Penantang Baru yang Mengguncang Pasar
DeepSeek V3 adalah model AI terbaru dengan 671 miliar parameter, menjadikannya salah satu model terbesar di dunia. Model ini dilatih menggunakan dataset raksasa yang mencakup 14,8 triliun token — volume data yang sangat besar bahkan dibandingkan standar global.
Lebih mencengangkan lagi, biaya pelatihan DeepSeek V3 dilaporkan hanya sekitar $5,5 juta, jauh lebih rendah dibandingkan model GPT-4 milik OpenAI yang membutuhkan ratusan juta dolar untuk dikembangkan. Ini berkat penggunaan GPU Nvidia H800, perangkat keras yang langka akibat pembatasan ekspor AS ke Tiongkok, namun dimanfaatkan dengan sangat efisien oleh DeepSeek.
Kepanikan di Amerika Serikat
Peluncuran DeepSeek V3 membuat Amerika Serikat waspada. Presiden Donald Trump, dalam sebuah pernyataan, menyebut inovasi ini sebagai “wake-up call” bagi industri teknologi AS. “Kita harus meningkatkan efisiensi dan inovasi, atau kita akan tertinggal,” tegasnya.
Pasar saham juga bereaksi negatif. Saham perusahaan seperti Nvidia dan Microsoft mengalami penurunan karena kekhawatiran bahwa dominasi AI Amerika mulai goyah. Bahkan, Meta dan OpenAI disebut-sebut sedang mengevaluasi ulang strategi pengembangan mereka untuk menghadapi tantangan dari Tiongkok.
Mengapa DeepSeek V3 Bisa Jadi Ancaman?
- Efisiensi Biaya dan Waktu
Dengan pelatihan hanya memakan waktu dua bulan, DeepSeek V3 menunjukkan bahwa efisiensi perangkat lunak dan data bisa mengurangi ketergantungan pada perangkat keras mahal. - Performa Unggul
Dalam berbagai pengujian, termasuk platform kompetisi seperti Codeforces, DeepSeek V3 terbukti mengalahkan model dari Meta dan Alibaba. - Dukungan Finansial Kuat
DeepSeek didukung oleh High-Flyer Capital Management, hedge fund kuantitatif Tiongkok yang memiliki infrastruktur GPU Nvidia A100 senilai $138 juta. - Aksesibilitas dan Open Source
DeepSeek V3 dirancang sebagai model open source, memungkinkan inovasi lebih lanjut di komunitas global, sekaligus memperluas adopsi AI secara signifikan.
Geopolitik dan Dampaknya
Pembatasan teknologi oleh AS, seperti larangan ekspor chip canggih, justru mendorong Tiongkok untuk berinovasi lebih cepat. Banyak analis mencatat bahwa pendekatan efisiensi DeepSeek dapat menjadi ancaman geopolitik yang serius, terutama jika Tiongkok terus mendemokratisasi AI dengan model berkualitas tinggi yang terjangkau.
Namun, tidak semua pihak di Barat pesimis. CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan memuji langkah Tiongkok ini sebagai pendorong kompetisi yang sehat. “Kita semua diuntungkan dari inovasi seperti ini,” ujarnya.
Masa Depan AI dan Globalisasi Teknologi
DeepSeek V3 adalah bukti bahwa inovasi tidak hanya tentang perangkat keras atau dana besar, tetapi juga strategi dan efisiensi. Babak baru dalam perkembangan AI ini menggarisbawahi pergeseran kekuatan global dalam teknologi, dengan Tiongkok mulai mengambil posisi dominan.
Amerika Serikat kini menghadapi tantangan untuk mempertahankan keunggulan teknologinya di tengah kemajuan pesat dari Tiongkok. Apakah ini akan memicu gelombang inovasi baru atau justru memperparah ketegangan geopolitik, hanya waktu yang akan menjawab.
Yang pasti, dunia kini menyaksikan persaingan teknologi yang semakin panas, dengan AI sebagai medan utamanya. (DrN)