Ketapang, InfoKetapang – Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Agus Kurniawan, S.Sos.I., M.I.Kom. berhasil lolos seleksi nasional untuk mengikuti program Sekolah Penyuluh dan Penghulu Aktor Resolusi Konflik (SPARK) 2024.
Program itu diadakan di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta, dari tanggal 15 s.d 19 Juli 2024. Penghulu Sandai ini akan bergabung dengan tujuh penyuluh dan penghulu lainnya dari Kalimantan Barat, di antara total 40 peserta dari seluruh Kalimantan.
Menurut Agus Kurniawan, SPARK merupakan program intensif yang diselenggarakan oleh Ditjen Bimas Islam, Subdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Urusan Agama Islam (BPKI-PK URAIS) Kementerian Agama. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh agama dan penghulu dalam menangani konflik di masyarakat.
“Peserta akan mendapatkan pelatihan komprehensif yang mencakup keterampilan komunikasi, mediasi, negosiasi, serta teknik fasilitasi dan manajemen konflik,” terang Agus, Rabu (17/7/2023).
Pemateri dalam program ini, lanjut pria ini, adalah mencakup tokoh-tokoh terkemuka seperti Prof. Dr. Phil. H. Kamarudin Amin, M.A., Dirjen Bimas Islam; Mayjen TNI Dr. Heri Wiranto, M.M., Deputi I Menkopolhukam; serta fasilitator dari Nurani Perdamaian Indonesia.
Penulis aktif sejarah dan budaya Ketapang ini mengaku sangat antusias mengikuti program ini. “Ini adalah kesempatan berharga bagi saya untuk mengembangkan kemampuan dalam mediasi dan resolusi konflik. Saya berharap ilmu yang saya dapatkan nanti dapat bermanfaat bagi masyarakat Sandai dan sekitarnya,” ungkapnya.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Ketapang, Drs. H. Syarifendi, M.Pd, memberikan apresiasi atas prestasi Agus Kurniawan ini. Dengan terpilihnya Agus Kurniawan untuk mengikuti SPARK adalah merupakan kebanggaan bagi Kabupaten Ketapang.
“Kami berharap agar ia dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, dan nantinya mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam menjalankan tugasnya, khususnya dalam upaya menciptakan lingkungan masyarakat yang harmonis,” ujar Syarifendi.
Syarifendi juga menambahkan bahwa peningkatan kapasitas penyuluh agama dan penghulu sangat penting dalam menghadapi tantangan dinamika sosial di masyarakat.
“Kami berharap program ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas pelayanan keagamaan dan kemampuan penyelesaian konflik di Kabupaten Ketapang,” tutupnya.(wd/syf)