Ketapang, Infoketapang – Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Matan Hilir Selatan (MHS) melaksanakan Halal Bihalal, bekerja sama dengan Kelompok Kerja Guru Pemdidikan Agama Islam (KKG PAI) yang dilaksanakan di Masjid Sirajul Huda, Desa Pesaguan Kiri, Senin (15/05/2023).
Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diselanggarakan setiap tahun selepas Idul Fitri. Kegiatan Halalbihalal ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Ketapang, Camat Matan Hilir Selatan, Pengawas Guru SD se-Matan Hilir Selatan dan Pengawas PAI selatan, dengan mengusung tema “Menjalin Kebersamaan Menciptakan Kinerja Yang Maksimal”.
Dalam sambutannya, Norman selaku ketua Panitia menuturkan bahwa:
“Halal bihalal ini merupakan kegiatan khas yang ada di Indonesia, hal ini juga merupakan kegiatan beragama, dalam artian kita mempunyai interaksi antara kita sesama, maupun kita dengan Allah.”
Lebih lanjut beliau juga menekankan pentingya akal dan kesadaran pikiran kita untuk selalu fokus, untuk menujukkan dalam beragama, kita tidak lupa, dan serius dalam menjalankannya.
“Selain itu kegiatan ini merupakan momentum untuk kita bersilaturrahmi dan mengikat ukhwah islamiyah, dan memotivasi diri kita untuk menciptakan kinerja yang maksimal sebagai guru.” pungkasnya.
Kegiatan ini tak lepas dengan diisi kegiatan tausiaah agama yang disampaikan oleh Al-mukarram Ustadz. Wildan, S.Pd.I.
Dalam tausiahnya beliau menyampaikan bahwa halal bihalal ini merupakan salah satu kegiatan yang baik dan mulia, dimana melalui halal bihalal ini kita bisa bersilaturrahmi dan bermaaf-maafan. Dimana manusia itu memang sudah fitrahnya diciptakan berbeda-beda, bermacam-macam.
“Karena perbedaan ini, takluput dari gesekan dan kesalahpahaman sehingga menciptakan ketidaknyaman satu sama lainnya, untuk itu melalui kegiatan ini kita saling bermaafan satu sama lain. Bahwa keutamaan bermaaf-maafan itu memiliki tempat yang mulia disisi Allah.” ucap ustadz Wildan dalam tausiahnya.
Selain itu isi tausiah juga memberikan dorongan agar jangan takut untuk meminta maaf, terutama kepada orang tua kita, saudara kita, istri atau suami kita, setelah itu tetangga dan sahabat-sahabat kita.
Dalam penutup tausiah ustadz Wildan menutup dengan penjelasan bahwa orang mu’min umpama satu bangunan, dimana satu sama lain saling mengokohkan, untuk itu jangan sampai saling bersinggungan, jangan bercerai berai. Terakhir beliau mengutip sebuah hadir riwayat Bukhari dan Muslim “Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahmi).” (HR Bukhari dan Muslim). (JA)