Ketapang, InfoKetapang – Mengundang kecurigaan keluarga, Kematian Kepala Desa Karya Mukti, Kecamatan Sungai Melayu Rayak, Andri Yansyah (34), pada Jumat pagi (29/11/2024) lalu.
Meski awalnya istri korban mengklaim bahwa suaminya meninggal karena gantung diri di rumahnya di Mulia Kerta Kecamatan Benua Kayong, pihak keluarga merasa ada yang tidak beres dengan peristiwa tersebut. Mereka meyakini Andri dibunuh.
Heri Yunanda (42), abang kandung korban, merasa janggal dengan keadaan yang ditemukan pada tubuh adiknya.
“Kalau memang benar gantung diri, luka bekas jeratan pasti ada di bagian atas leher. Tapi ini malah di bagian tengah leher,” ungkap Heri, Jumat malam kepada wartawan.
Dia juga menyebutkan bahwa tempat yang digunakan untuk gantung diri adalah ayunan besi anak yang tingginya tak sesuai dengan tubuh adiknya.
Lebih lanjut, Heri merasa aneh dengan sikap istri korban yang tampak sangat tenang saat mengetahui suaminya ditemukan gantung diri.
“Biasanya kalau ada kejadian seperti itu, pasti akan panik dan minta tolong kepada tetangga. Tapi saat itu, istri adik saya justru menurunkan korban sendiri dan membawanya ke kamar,” ujar Heri.
Heri menambahkan bahwa selama ini, Andri tidak pernah menunjukkan tanda-tanda memiliki masalah baik di desa maupun dalam keluarga.
Adik saya orang yang kuat, dia tidak mudah menyerah. Kalau ada masalah, pasti dia akan menyelesaikannya. Bunuh diri bukanlah pilihan bagi dia,” tegas Heri.
Keanehan juga dirasakan oleh rekan korban, Muklis Ruswanto. Menurut Muklis, sebelum kejadian, Andri berniat untuk mengurus administrasi desa ke Pemkab Ketapang, yang menunjukkan bahwa korban tidak dalam keadaan tertekan.
“Andri orang yang selalu terbuka jika ada masalah. Selama ini, dia tidak pernah bercerita tentang masalah serius, baik di desa maupun dalam keluarga,” ujar Muklis
Menurut Muklis, kejanggalan semakin kuat saat istri korban mengaku pada Sekretaris Desa Karya Mukti bahwa suaminya sedang sakit dan meminta dibawa ke rumah sakit. Namun, saat dibawa, Andri sudah dalam kondisi meninggal dunia. Di rumah sakit, pihak keluarga menemukan beberapa luka di tubuh korban yang semakin menambah kecurigaan mereka.
“Pihak keluarga menolak untuk membawa pulang jenazah dan meminta visum ulang serta autopsi. Ada banyak kejanggalan, seperti posisi luka bekas jeratan yang tidak sesuai dengan cara gantung diri,” kata Muklis.
Pihak keluarga pun telah melaporkan kejadian ini ke polisi dan meminta penyelidikan lebih lanjut.
Kasat Reskrim Polres Ketapang, AKP Wawan Darmawan, mengonfirmasi bahwa laporan telah diterima.
Kami masih menyelidiki dan melakukan koordinasi dengan dokter di Pontianak untuk autopsi,” katanya saat dikonfirmasi wartawan.
Keluarga korban berharap polisi dapat mengungkap penyebab pasti kematian Andri Yansyah dan mengungkap siapa yang bertanggung jawab jika benar ada tindakan kekerasan yang menyebabkan kematian tersebut.