Penulis : Diana Fauziah
Alumni UIN Walisongo Semarang Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi. Tinggal di Ketapang, Kalbar.
Saat itu penulis bertugas menjadi pengawas silang ruang ANBK jenjang SMP disalah satu sekolah yang berada di Ketapang. Ketika sedang berkeliling, penulis sembari melihat jawaban siswa pada bagian survei. Ada pernyataan bahwa perempuan tidak harus sekolah tinggi, cukup pandai membaca dan memasak. Kemudian siswa tersebut memilih jawaban sangat setuju.
Sangat miris melihat jawaban tersebut di zaman yang sudah berkembang seperti sekarang. Tetapi masih ada yang setuju dengan stigma bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi. Di Indonesia, stigma pada masyarakat yang beranggapan bahwa laki-laki memiliki derajat yang lebih tinggi dalam hal pendidikan masih sangat kental.
Stigma tersebut biasanya muncul karena pandangan masyarakat jaman dulu menganggap bahwa perempuan hanya bertugas mengurus anak dan suami, sehingga tidak perlu menempuh pendidikan yang tinggi. Akibat dari stigma inilah yang membuat perempuan seakan memiliki batas dalam ruang gerak, sehingga mereka merasa tidak memiliki hak untuk memilih kehidupan yang mereka inginkan.
Di era revolusi industri 4.0 ini, pendidikan menjadi salah satu hal terpenting untuk meningkatkan velue seseorang. Teknologi berkembang sangat pesat sehingga setiap individu dituntut supaya dapat mengikuti perkembangan zaman untuk bertahan hidup. Dan agar dapat mengikuti perkembangan zaman ini tentunya diperlukan bekal berupa pengetahuan dan skill yang didapatkan melalui pendidikan.
Menempuh pendidikan adalah hak bagi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk mengembangkan diri dan mencapai cita-cita. Dengan memiliki pendidikan yang tinggi, perempuan bisa meningkatkan kualitas hidupnya dan keluarganya kelak.
Seorang perempuan yang berpendidikan akan berpengaruh terhadap pola pikir dan karakternya sehingga mampu membentengi dirinya dari segala pengaruh buruk. Melalui pendidikan yang layak, perempuan dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan karier dan mencapai tujuan hidup mereka.
Disisi lain, pendidikan juga dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan berpikir kritis yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. perempuan yang berpendidikan juga dapat memberikan inspirasi dan contoh yang baik bagi anak-anaknya sehingga mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sukses dan bahagia.
Walaupun seorang perempuan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dan tidak berkarier, pendidikan yang telah ditempuh sebelumnya tidak akan sia-sia. perempuan yang cerdas akan menyiapkan dirinya untuk segala kemungkinan terburuk yang dapat terjadi. Ketahuilah bawa anak cerdas lahir dari seorang perempuan yang cerdas.
Dari sitgma yang mengatakan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi juga dapat memicu ketidakadilan. Akibatnya, banyak perempuan yang tidak bisa mengejar impian mereka karena terhalang oleh pandangan-pandangan yang membatasi kemampuan mereka.
Oleh karena itu, stigma bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi harus diubah agar tidak memicu ketidakadilan gender, dan perempuan bisa meraih kesuksesan dalam karier dan kehidupan.
Wallahu ‘alam.