Ketapang, InfoKetapang – Mengatasi masalah stunting adalah tanggung jawab bersama semua elemen, diantaranya adalah para tokoh agama dan tokoh masyarakat. Maka Tokoh agama dan tokoh masyarakat memiliki peran yang sangat penting dan strategis mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan stunting.
Hal itu dikatakan Kepala KUA Kecamatan Benua H. M. Syafi’ie Huddin, S.Ag. saat menjadi narasumber pada Rapat Koordinasi Pencegahan Perkawinan Pada Usia Anak yang diadakan oleh Bagian Kesra Setda Ketapang Tahun 2024, di Borneo Emerald Hotel, Selasa (3/9/2024).
Materi yang dipaparkan Syafi’ie pada Rakor itu adalah Peran Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Dalam Rangka Mendukung Program Pemerintah Terhadap Upaya Pencegahan Stunting di Kabupaten Ketapang.
“Perlu sinergitas mengatasi prevalensi stunting. Masalah stanting tidak cukup hanya diatasi para kader pos yandu, puskesmas atau PLKB. Tapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk lembaga keagamaan, ormas, OKP, KUA, penyuluh, majelis adat, dan lain-lainnya,” papar Syafi’ie.
Lebih lanjut pria ini menjelaskan, bahwa menyelesaikan persoalan stunting tidak cukup diselesaikan diberbagai pertemuan resmi seperti rapat-rapat, seminar dan sejenisnya, tapi perlu tindak lanjut yang kongkrit bersama-sama untuk mengatasinya.
Tokoh agama menurut Syafi’ie memiliki peran penting dan strategis mengatasi stunting. Mereka adalah sumber informasi dan pendidik ummat. Selain memberikan pencerahan dalam bidang agama, mereka juga menyampaikan pengetahuan tentang kesehatan, pendidikan, dan rumah tangga.
Sama seperti tokoh agama, tokoh masyarakat juga memiliki peran sebagai pendidik. Melalui berbagai forum seperti
pengajian rutin, pengajian tematik, dan media sosial, mereka menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan pengetahuan kepada masyarakat.
“Dalam hal pencegahan stunting, tokoh agama maupun tokoh masyarakat dapat
bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan perawatan kesehatan ibu dan anak,” ujar Syafi’ie, Ketua Pengurus Cabang Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Kabupaten Ketapang.
Syafi’ie juga mengatakan, tokoh agama dan tokoh masyarakat juga dapat menjadi penggerak untuk mengubah perilaku masyarakat. Misalnya, mereka dapat mendorong penerapan hidup bersih dan memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia dua tahun untuk mencegah stunting.
Selain itu, tokoh agama maupun tokoh masyarakat menjadi teladan baik dan berdakwah bil hal. Sikap dan perilaku mereka dapat memengaruhi orang lain. Oleh karena itu, mereka harus mempraktikkan pola hidup sehat dan memberikan teladan positif (uswatun hasanah).
Oleh karena itu saran Syafi’ie, dalam mengatasi prevalensi stunting di Kabupaten Ketapang, Pemerintah Daerah dapat bekerjasama, seperti dengan Kementerian Agama Ketapang. Di kemenag itu ada Kantor Urusan Agama kecamatan. Kemudian ratusan Penyuluh Non PNS agama Islam, Kristen, Katholik, Budha dan lainnya tersebar di seluruh kecamatan.
Selain itu, Ormas Islam seperti MUI, NU, Muhammadiyah, majelis adat juga kepengurusannya tersebar di seluruh kecamatan, bahkan sampai tingkat desa seperti di NU misalnya. Maka menurut Syafi’ie, mereka itu dipanggil, diberikan bekal pengetahuan stunting.
Pemda juga bisa meminta bantuan kepada Kemenag maupun MUI untuk mengedukasi masyarakat melalui tausiyah keagamaan dan khutbah Jum’at untuk disebarkan keseluruh kecamatan.
Pemda Ketapang bisa berkolaborasi dengan da’i da’iyah, pimpinan majelis taklim. Sehingga mereka bisa mengedukasi stunting dengan materi agama.
“Adakan Gerakan Percepatan Penurunan Stunting dengan mengubah pola pikir masyarakat, kita dapat
menciptakan kesadaran tentang cara mencegah dan menangani stunting. Anggarkan pembiayaan itu oleh pemerintah daerah.” pungkas Syafi’ie.
Pada Rakor ini Syafi’ie menjadi narasumber bersama Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Kabupaten Ketapang Elias Ngiuk, S.Sn. dengan materi Dampak Usia Anak Terhadap Kehidupan Rumah Tangga dan Stunting.
Kegiatan dibuka Bupati Ketapang diwakili Asisten Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Drs. H. Maryadi Asmu’ie, MM. Kegiatan dihadiri 100 peserta terdiri dari tokoh agama dan tokoh masyarakat Kecamatan Delta Pawan dan Benua Kayong.(wb)